PW Muhammadiyah Kalimantan Timur - Persyarikatan Muhammadiyah

 PW Muhammadiyah Kalimantan Timur
.: Home > Berita > Abdul Mu'ti, tiga hal Muhammadiyah menggunakan hisab

Homepage

Abdul Mu'ti, tiga hal Muhammadiyah menggunakan hisab

Jum'at, 09-07-2015
Dibaca: 1804

Samarinda. Dalam ceramahnya Bapak DR. H.Abdul Mu'ti, M.Ed. menjelaskan bahwa ada tiga hal yang menjadi dasar mengapa Muhammadiyah menggunakan perhitungan hisab dalam menentukan awal bulan Qomariyah termasuk 1 Ramadhan dan 1 Syawal, yang pertama adalah berdasarkan Al-Qur'an Surat Yunus ayat 5 : "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui". Kedua adalah Muhammadiyah menganggap bahwa penentuan awal Ramadhan dan Awal Syawal dengan Hisab atau rukyat adalah strategi, bukan substansi, hal ini bisa dipahami bahwa Nabi SAW pada waktu itu menggunakan Rukyat dengan pengakuan bahwa pada waktu itu adalah sebagai Ummat yang Umi, tidak tahu perhitungan tahun dan bulan, tahunya bulan itu bisa 29 hari dan 30 hari sehingga menghadapi kondisi yang demikian beliau sangat bijak yaitu dengan melihat hilal (karena ada ilat). Sekarang Ummat sudah tahu perhitungan tahun dan bulan setelah terdorong mempelajari Surat Yunus ayat 5. Ketiga adalah untuk mendapatkan kepastian jadwal dengan dasar astronomi sehingga bermanfaat dalam perencanaan waktu untuk yang akan datang dan penanda hari atas sejarah masa lampau. Dalam hal ini Muhammadiyah memelopori penggunaan Jadwal Shalat, Jadwal Gerhana matahari dan Gerhana Bulan dan bahkan Jadwal Rashdul Kiblat. Secara gurau beliau mengatakan bahwa untuk mengatasi kesulitan menentukan datangnya bulan yang setiap tahun berulang ketika menjelang Ramadhan dan Menjelang Syawal maka diusulkan oleh beliau sebaiknya Menteri Agama untuk selanjutnya dipilih perempuan saja, jangan laki-laki. Adapun alasan mengapa mengusulkan perempuan untuk menjadi Menteri Agama seolah-olah logis karena perempuan diyakini lebih tahu kapan akan datang bulan.(kun).


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: berita persyarikatan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website