PW Muhammadiyah Kalimantan Timur - Persyarikatan Muhammadiyah

 PW Muhammadiyah Kalimantan Timur
.: Home > Artikel

Homepage

METODELOGI DAKWAH MUHAMMADIYAH

.: Home > Artikel > PWM
19 Maret 2012 20:43 WIB
Dibaca: 14122
Penulis :

METODELOGI DAKWAH MUHAMMADIYAH

Oleh : Amir Hady

 

Pendahuluan

Islam adalah agama Allah yang terakhir, yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw untuk seluruh umat manusia. Islam adalah agama yang sempurna dan diridhai Allah SWT. الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (QS.Al-Maidah 5:3), yang merupakan rahmat bagi seluruh alam وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (QS.Al-Anbiya 21:107). Dengan agama Islam yang difahami dan diamalkan dengan benar, maka manusia akan dapat hidup dengan baik, sejahtera dan bahagia selama di dunia serta selamat di akherat kelak. Sementara itu keimanan kita dan keislaman kita pada hakekatnya merupakan rahmat (karunia) dari Allah, karena hanya Allah-lah yang dapat memberikan hidayah itu. Tanpa hidayah Allah SWT maka tak mungkin seseorang memeluk agama Islam, ‘man yahdillahu fala mudlillalah, wa man yudlil fala hadiyalah”.

            Oleh karena itu pada dasarnya semua manusia itu adalah umat yang satu, satu saudara كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً  (QS.Al-Baqoroh 2:213), maka menjadi kewajiban kita menyebarluaskan hidayah itu kepada semua umat manusia agar mereka juga dapat menikmati rahmat Allah seperti kita. Agar saudara-saudara kita sesame umat manusia juga menikmati kebahagiaan di dunia dan keselamatanm di akherat kelak. Jadi sebenarnya penyebarluasan bimbingan dan pengamalan ajaran Islam itu merupakan suatu kegiatan yang manusiawi. Oleh karena dengan penyebaran agama Islam mereka diajak untuk hidup sejahtera, bahagia dan diselamatkan dari ancaman api neraka.

            Penyebaran agama Islam dan bimbingan untuk mengamalkannya itu dikenal dengan istilah dakwah Islam. Dakwah Islam pada hakekatnya adalah perwujudan cinta kasih umat Islam terhadap sesama manusia, terhadap saudaranya. Dengan demikian dakwah juga merupakan usaha penyelamatan dunia dari kegelapan ke arah kehidupan yang terang demi umat manusia secara keseluruhan.

           

Dakwah dan Tabligh           

            Dakwah dalam arti sempit adalah hampir sama dengan tabligh. Kalau dakwah berarti mengajak seseorang atau sekelompok orang untuk memeluk agama Islam, maka tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar orang atau kelompok itu bersedia memeluk agama Islam demi kebaikan mereka di dunia dan keselamatan di akhirat kelak.

            Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut hendaklah meliputi :

  1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala perintah Allah dan Rasul
  2. Dengan melaksanakan amar makruf nahi mungkar
  3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang Islami
  4. Menegakkan serta menyiarkan ajaran agama Islam
  5. Proses penyelenggaraan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagian dan kesejahteraan hidup dunia dan akhirat

 

Tabligh adalah penyampaian ajaran Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah melalui media lisan dan tulisan.

            Merujuk kepada definisi tersebut di atas maka dakwah dan tabligh itu kalau dibandingkan keduanya mempunyai kesamaan, akan tetapi dakwah lebih luas serta umum sifatnya dari pada tabligh. Hanya saja perbedaannya pada media atau sarana, dimana media dakwah lebih luas atau lebih banyak, sementara tabligh sarananya terbatas yakni melalui lisan dan tulisan saja.

            Dakwah dalam arti luas adalah upaya untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) untuk memeluk dan atau mengamalkan ajaran Islam atau untuk mewujudkan ajaran islam ke dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu dakwah bermakna sebagai pembebasan, pembangunan juga penyebaran rahmat Allah SWT.

            Dikatakan pembebasan karena dakwah berarti membebaskan manusia dari sifat-sifat kafir, syirik, maksiyat, ingkar dan lain-lain. Dikatakan pembangunan karena dakwah berarti pembangunan iman, tauhid, taqwa dan kesejahteraan kehidupan. Dikatakan penyebarluasan rahmat oleh karena dengan iman dan taqwa dan pengamalan ajaran-ajaran islam orang akan dapat hidup baik di dunia dan baik di akhirat (hasanah di dunia dan hasanah di akhirat). Dengan pembebasan, pembangunan dan penyebarluasan ajaran Islam, berarti dakwah merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari kehidupan yang tidak Islami menjadi suatu kehidupan yang Islami.

 

Pembagian Dakwah

  1. Dakwah menurut bentuk
    1. dakwah lisan
    2. dakwah tulisan
  2. Dakwah menurut teknologi[1]
    1. dakwah konvensional

Dakwah yang mengandalkan pertemuan langsung atau antar muka antara mubaligh dengan audiens.

  1. Teledakwah

Dapat diartikan sebagai dakwah dengan bantuan teknologi komunikasi dan media, baik secara cetak maupun elektronik.

  1. e-dakwah

Merupakan dakwah dengan  bantuan internet, yaitu pelaksanaan dakwah dengan bantuan teknologi informasi, terutama internet.

 

Sifat Dakwah Muhammadiyah

  1. Bi Manhaj As Salaf
  2. Dakwah Al Islam – Kaffah

Dalam realitas berfokus pada:

  1. Pendidikan
  2. Pelayanan Sosial
  3. Produksi nilai-nilai baik
  4. Mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
  5. Baina Tajrid wa Tajdid
  6. Amar Makruf Nahi Mungkar

-          Amar makruf nahi mungkar merupakan perintah bersifat structural dari atas ke bawah (kekuasaan)

-          Yang dilakukan oleh MTDK hanya sebatas tabligh saja, karena tidak punya “power”

  1. Tidak terkait dengan parpol manapun
  2. Dakwah bil hikmah

-          Bil Hikmah yaitu bin nash wal ‘aqli

-         Dakwah bukan paksaan (QS.2:256)فِي الدِّينِ لا إِكْرَاهَ

-          Dakwah dengan keteladanan

-          Dakwah bukan induksi psichotrofik, harus dengan perasaan “sadar”, presentasi kebenaran rasional, dakwah bukanlah kerja menyihir, menimbulkan ilusi, menghibur dan induksi psichotrofiik lainnya.

-          Kepada seluruh manusia, muslim dan non muslim

-          Dakwah adalah pemahaman rasional, terbuka terhadap kritik, tidak taklid mengikuti nenek moyang.

-          Dakwah mengingatkan manusia akan fitrahnya

Metode Dakwah

 

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845]dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

            Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan tentang pembagian metode dakwah[2] yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 125  sebagai berikut :

  1. Bil Hikmah adalah ucapan yang jelas, lagi diiringi dengan dalil yang  memperjelas bagi kebenaran serta menghilangkan bagi keraguan.
  2. Wal Mauijatil Hasanah ialah melalui dalil-dalil yang zhani (meyakinkan) yang melegakan bagi orang awam
  3. Wajadilhum Billati Hiya Ihsan, percakapan dan bertukar pikiran untuk memuaskan bagi orang-orang yang menantang.

 

Secara singkat proses dakwah dapat dilukiskan seperti terlihat pada bagan berikut:

 

 

 

 

 

KONDISI PRA DAKWAH

 

 

PROSES DAKWAH (MANAJEMEN DAKWAH)

 

KONDISI PASKA DAKWAH (ISLAMI)

1.      Kafir

2.      Syirik

3.      Ingkar

4.      Maksiyat

5.      Otoriter

6.      Khianat

7.      Kesewenang-wenangan

8.      Egois-Ananiyah

9.      Intoleran

10.  Tidak sopan

11.  Individual-kesukuan

12.  Sombong

13.  Lemah

14.  Miskin

15.  Tidak sehat

16.  Tidak jujur

17.  Kasar

18.  Tak menghargai waktu

 

19.  Konflik

20.  Chaos

21.  Tidak terdidik

22.  Statis

23.  malas

24.  Boros

25.  Kotor-jorok

26.  dst………

1. Penelitian dan pendataan

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan

4. Monitoring dan Evaluasi

 

Maliputi :

  1. Subjek
  2. Objek
  3. Materi
  4. Metode
  5. Media dan alat

1.      Iman

2.      Tauhid

3.      Patuh

4.      Taat

5.      Musyawarah

6.      Amanat

7.      Adil

8.      Kebersamaan-Solider

9.      Toleran

10.  Sopan

11.  Jamaah

12.  Rendah hati

13.  Kuat

14.  Cukup-kaya

15.  Sehat

16.  Jujur

17.  Halus

18.  Menghargai waktu/disiplin

19.  Damai

20.  Tertib-teratur

21.  terdidik

22.  Dinamis

23.  Rajin

24.  Hemat-efisien

25.  Bersih

26.  dst……

 

 

 

Kompetensi Muballigh

            Bila seorang berdakwah secara aktif (bukan hanya pasif) maka sebaiknya yang bersangkutan memenuhi kompetensi muballigh[3]. Dalam buku Islam dan Dakwah yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah (1987) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah sejumlah pemahaman, pengetahuan, penghayatan dan perilaku serta keterampilan tertentu yang harus ada pada diri muballigh, agar dia dapat melakukan fungsinya dengan memadai. Kompetensi itu ada yang bersifat substansitif dan ada yang bersifat metodologis.

            Kompetensi substanstif seorang muballigh adalah : (1) pemahaman agama islam secara cukup, tepat dan benar; (2) memiliki akhlaqul karimah; (3) mengetahui perkembangan pengetahuan umum yang relative luas; (4) pemahaman hakekat dakwah; (5) mencintai audiens dengan tulus; (6) mengenal kondisi lingkungan dengan baik; (7) mempunyai rasa ikhlas.

            Sedang kompetensi metodologis muballigh adalah: (1) kemampuan melakukan identifikasi permasalahan dakwah yang dihadapi, baik tingkat individu maupun tingkat masyarakat; (2) kemampuan untuk mendapatkan informasi mengenai cirri-ciri obyektif dan subyektif obyek dakwah serta kondisi lingkungannya; (3) kemampuan menyusun langkah perencanaan yang benar-benar dapat diharapkan menyelesaikan problem masyarakat atau menjawab permasalahan dakwah yang ada; dan (4) kemampuan untuk merealisasikan perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan dakwah.

            Dalam buku Min Akhlaq ad-Dakwahiyah (1411 H), Salman ibn Fahd al-‘Audah, menyebutkan beberapa sifat khusus yang harus dimiliki oleh seorang muballigh di samping akhlak mulia pada umumnya. Akhlak khusus itu adalah shidik, sabar, tawadhu’, ‘adil, lemah lembut dan selalu ingin meningkatkan kualitas amal ibadahnya kepada Allah SWT.

            Lebih dari itu, kunci utama keberhasilan dakwah seorang muballigh adalah satunya kata dan perbuatan. Salah satu sebab utama keberhasilan dakwah Rasulullah SAW adalah karena perbuatan beliau selalu sejalan dengan apa yang dikatakan. Allah SWT mengancam seseorang bila perbuatannya tidak sejalan dengan perkataannya, atau hanya bisa berkata tapi tidak mau berbuat (QS.Ash Shaf 61:2-3).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

            Demikian secara konseptual kompetensi seorang muballigh Muhammadiyah. Tetapi bagaimana realitasnya?

 

Referensi: dari berbagai sumber



[1] fathul wahid, 2004, e-dakwah, dakwah melalui internet

[2] al maraghi, tafsir al maraghi

[3] majlis tabligh, islam dan dakwah


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website